ASAL USUL TOPOK MITOLOGI DAYAK TOBAG
Menurut mitos Dayak Tobag, topok mulai diperkenalkan oleh Sengiang Pengantara atau dikenal Pe’ Antara. Pe’ Antara merupakan tokoh mitologi Dayak Tobag yang adalah Sengiang Jebata yang bertugas menjadi perantara Tuhan bagi makluk hidup dibumi termasuk manusia. Menurut legenda asal mula adat Pati nyawa, Pe’ Antara yang ditugaskan Jebata untuk menagih adat dengan membawa dan menyuguhkan topok kehadapan Raja Komang. Meski menghadapi perlakuan kurang baik dari sang Raja, Pe’ Antar sangat tenang dan sabar. Topok didalam legenda ini digunakan sebagai media komunikasi. .Menurut legenda Topok Tepa’ Penyaro’k dalam Dayak Tobag. Legenda ini juga dikenal Legenda Bujang Take. Konon ribuan tahun lalu pada masa suku bangsa manusia masih bisa bersosialisasi dengan suku bangsa Komang atau Kamang (jaman purba). Topok yang dikenal pada masa itu adalah topok tepa’ dan itu sudah menjadi bagian dari tradisi. Dalam legenda tersebut, topok menjadi media pendamai antara Manusia dengan Kamang. Pada masa ini konon dikisahkan awal pembatasan ruang dan komunikasi antar alam manusia dan Kamang. Masih ada beberapa legenda berkaitan dengan topok yang tidak diceritakan dan dicatat disini.
MITOLOGI VIETNAM
Mengutip dari legenda asal usul pinang sirih dan kapur dari Vietnam. Ringkas cerita konon ribuan tahun lampau hidup keluarga kecil yang memiliki anak kembar laki-laki. Sang ayah kemudian sakit dan meninggal. Sang ibu dilanda kesedihan mendalam kemudian sakit dan meninggal. Kemudian sikembar pergi ke tempat sahabat ayahnya dan diterima dengan baik. Sikembar tinggal bersama keluarga sahabat ayahnya itu sampai dewasa. Setelah dewasa kemudian saudara kembar yang tua dijodohkan dengan anak gadis sahabat ayahnya itu. Siadik kembar juga menyukai sigadis memilih mengembara setelah kakak kembarnya menikah. Adik kembar dalam pengembaraan menemui rintangan dan suatu hari dipantai ia kelaparan sakit dan meninggal, tubuhnya berubah menjadi batu kapur. Sang kakak kembar mencari adiknya terus, tiba dibatu kapur itu, ia meratap dan tidak makan kemudian mati lemas samping batu itu dan menjadi pohon pinang. Sang istripun menyusul suaminya yang tak kembali dan akhirnya tiba dibatu kapur itu, memeluk pinang sambil memandang laut meratap suaminya yang belum ditemukan. Sang istri itu juga tak mau makan minum kemudian lemas dan meninggal, jasatnya menjadi sirih melilit batang pinang. Demikian legendanya. Mitos dan legenda adalah tradisi lisan yang dimiliki hampir semua suku bangsa yang ada didunia ini. Tradisi lisan ini menjadi tambahan informasi bagi para budayawan.

BENTUK DAN ISI TOPOK
Bentuk topok ada berbagai macam sesuai dengan kultur budaya setempat. Diawal peradaban sebelum jaman besi dan perunggu. Bentuk topok terbuat dari anyaman yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contohnya seperti gambar diatas, ciri khas Topok orang Dayak.Pada jaman besi dan perunggu, bentuk topok berbagai macam sesuai kreasi dan bentukan dari tukang ukir pada jaman itu. Topok dari India. Topok dari Thailand dan Vietnam. Topok dari tanah Melayu. Dan topok dari Jawa seperti seperti gambar awal diatas. Pada jaman ini juga mulai dilengkapi tambahan alat dalam topok seperti kacup (alat pengupas dan pembelah pinang) dan penotok ( alat penumbuh dan penghalus pinang).Isi topok biasanya terdiri dari:
- Pinang; Untuk pinang menggunakan pinang tua dan muda, kulit buah pinang juga difungsikan untuk pembersih gigi dan gusi; Ada bermacam jenis pinang yang bisa dikonsumsi dan juga dijadikan obat.
- Sirih; Untuk sirih adalah sirih konsumsi dan obat; dipilih yang tidak terlalu tua dan terlalu muda.
- Kapur; Untuk kapur bisa terbuat dari cangkang siput batu atau juga bisa dari cangkang kerang laut yang melalui proses pembakaran.
- Gambir; Untuk Gambir bisa menggunakan kulit kayu Gambir atau pun getah kayu Gambir.
- Pa’ bale; Pa’bale adalah perpaduan minyak kelapa tepung dan air.
- Roko’ daut Nipah (dulu) dan tembakau tepe’; Rokok adalah suguhan tambahan setelah dikenalkannya budaya rokok dalam suatu komunitas; sekarang bisa menggunakan rokok batangan; merupakan tambahan untuk cendaga, prosesi dan ritual adat, dimana rokok itu nantinya diberikan kepada pengurus atau Puawang.Tembakau tepe’ juga berfungsi sebagai Sugi.
- Dian atau lilin dan real jampal; Lilin dan uang real Jampal yang dimasukkan dalam topok adalah tambahan untuk cendaga, prosesi dan ritual adat; lilin biasanya dinyalakan dan dibawa kembali, sedangkan real Jampal diberikan kepada pengurus atau Puawang.
MAKNA TOPOK
Dalam kebudayaan Dayak Tobag, topok memiliki makna yang mendalam. Disamping fungsinya sebagai media, tentu syarat akan makna dalam simbol budaya Dayak Tobag.Topok adalah simbol kasih dan persahabatan. Tempo dulu dalam kesehariannya orang Dayak khususnya Dayak Tobag tidak mengenal ungkapan dengan ucapan atau ujaran terima kasih, akan tetapi ungkapan berupa simbol-simbol yang tentunya sangat dimengerti masyarakat adat. Topok dalam adat Dayak Tobag juga berarti salam dan penerimaan.Topok seperti penjelasan diatas berfungsi sebagai media untuk bersosialisasi dan tujuan bisa untuk sarana komunikasi, sarana pemersatu, dan sarana perdamaian.Berikut makna isi topok:
- Pinang Simbol makanan; untuk tenaga dan kekuatan.
- Sirih Simbol obat; untuk penyembuhan dan pemulihan.
- Kapur Simbol cangkang dan rangka; untuk kekokohan dan keteguhan.
- Gambir Simbol wewangian; untuk aroma dan pemikat.
- Pa’bale Simbol perpaduan; kebersamaan dan ikatan.
- Rokok Simbol pembaharuan; perubahan dan semangat.
- Dian Simbol cahaya; penerang dan penjelas.
Makna dalam simbol-simbol Topok tersebut memperkaya khasanah budaya Dayak umumnya. Leluhur Dayak pada jaman dulu sungguh hebat dan luar biasa. Mereka mampu mewujudkan salah satu identitas yang diwarisi kepada kita keturunannya. Demikianlah artikel singkat mengenai topok dalam kebudayaan Dayak Tobag.
ARIANTO; KERAMAS, 02 MARET 2011
