ANCAK DALAM KEBUDAYAAN DAYAK TOBAG

ASAL USUL

Konon menurut mitos dan legendanya ancak sajen berasal dari kebudayaan Hindu atau dari tanah India. Ancak sajen erat kaitannya dengan ritual persembahan kepada dewa-dewa dalam kepercayaan hindu dan atau ditujukan leluhur atau sesuatu yang dikeramatkan pada penganut kepercayaan kuno suku bangsa di Nusantara. Hal ini diperkuat karena banyak literatur yang menyatakan itu. Dalam mitologi Dayak Tobag, ancak sajen diperkenalkan dalam legenda asal usul tolak bala. Dimana dikisahkan seorang kakek yang berjuang melindungi seorang cucu semata wayangnya dari serangan iblis penyakit melalui nyamuk-nyamuk nganas yang konon katanya sebesar ayam jago, nyamuk itu membawa wabah penyakit dan kematian. Akibat serangan nyamuk itu, cucu si kakek menjadi sekarat. Dalam usahanya yang hampir putus asa menyembuhkan sang cucu, kemudian sang kakek ditolong Sengiang Penyembuh. Sengiang itu disebut Pe’ Kolang. Sengiang pun memberikan ramuan dan menyembuhkan cucunya. Dan memberi cara mengusir dan bahkan membunuh nyamuk-nyamuk ganas. Setelah itu kemudian Sengiang Penyembuh bersepakat dengan iblis penyakit. Sang iblis setuju dengan syarat ritual lengkap sesajen saat itu untuk mendamaikan. Dan setelah itu pihak iblis tidak mengganggu lagi.Merunut ringkasan kisah dari legenda tersebut, ada etika yang harus dijaga dan itu lah yang menjadi kunci. Ritual merupakan bagian perjanjian. Tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja. Kasus yang dialami sang kakek tentu akibat dari kesalahan para manusia saat itu yang tidak beretika. Dimana pada masa itu yang kuatlah yang berkuasa dan mengatur segalanya (hukum rimba).

PENGERTIAN DAN MAKNA

Pengertian Ancak dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah talam atau wadah yang dibuat dari anyaman (bambu, daun, atau lidi nyiur), Para-para. Fungsi ancak kebutuhan pengunaannya. Misal: Ancak tahu untuk wadah tahu, ancak ayam merupakan bagian bawah kurungan ayam, ancak panen memiliki pengertian yang berbeda.Jadi Ancak sajen pengertiannya adalah wadah atau sarana atau tempat menyimpan sesajen atau sesaji untuk ritual. Ritual yang memakai ancak tentu sesuai jenis ritual yang dilakukan seperti ritual kampung, ritual pesta, ritual pengobatan dan lain-lain.

FILOSOPI

Adanya ancak sajen dalam kebudayaan Dayak Tobag, mengisyaratkan harus ada keselarasan dan keseimbangan dalam alam semesta ini. Dan semakin menjelaskan bahwa yang hidup dibumi ini bukan hanya manusia, tetapi ada makhluk yang kasat mata dan yang tak kasat mata. Dalam kepercayaan Dayak Tobag, semua yang diciptakan Tuhan itu memiliki nyawa; Selain Makhluk hidup dan tumbuhan yaitu seperti tanah, batu, api, air dan angin atau udara.ISIAN ANCAK SAJENAdapun isian ancak, disesuaikan menurut kebutuhan ritual adat yang dimaksud. Secara umum, isian ancak terdiri dari:

  1. Sirak ngkubakBermakna penyerahan dan penyampaian kehendak.
  2. Tumpi’/tambol (cocok, kare, bulat, sungkui, dll)Bermakna ungkapan rasa syukur.
  3. Gayong tuak gayong ae’. Bermakna ungkapan kebahagian dan kejujuran.
  4. Nasi tumpak Ada beberapa warna bermakna tidak membedakan satu yang lainnya.
  5. Tolor Bermakna ketulusan.
  6. Ilim Bermakna kekuatan semangat.
  7. Dian Adalah penerangan yang Bermakna kejelasan maksud dan tujuan.

JENIS RITUAL MEMAKAI ANCAK

Ancak Sajen dalam tiap budaya suku bangsa berbagai macam jenis dan bentuknya. Tentu menyesuaikan kebiasaan, tradisi dan kearifan lokal setempat. Jadi sifatnya tidak kaku. Ada beberapa ritual yang menggunakan ancak, diantaranya seperti sebagai berikut:

  1. RITUAL MUNJONG KAMPONG; Dalam ritual adat Munjong, dikenal ada beberapa ancak seperti:Ancak ino adalah ancak dengan ukuran yang paling besar atau disebut ancak utama, dan biasanya di gantung ditempat keramat;Ancak onak adalah ancak pendamping, biasanya digantung di depan, samping dan belakang lokasi utama pedagi atau mpago; Ancak penjaga adalah ancak yang biasanya digantung ke saka jalat (persilangan jalan), ke muara, ke teluk, ke mata air, kehulu atau hilir pulau, ke batu, ke pohon atau tempat lain yang di keramatkan di sekitar wilayah pedagi guna atau mpago.
  2. RITUAL TOLAK BALA; Dalam ritual tolak bala, ancak biasanya digantung di bagian hulu dan hilir kampung. Disebut juga ancak penjaga ancak pedinding.
  3. RITUAL GAWAI DAN PESTA; Dalam ritual gawai dan pesta, ancak biasanya hanya dibuat satu saja, merupakan ancak pengundang ancak penjaga. Tapi tidak menutup kemungkinan ancaknya bisa lebih dari satu dalam suatu acara atau kegiatan tertentu, tergantung kebutuhan.
  4. RITUAL PENGOBATAN; Dalam ritual pengobatan tradisional, menggunakan ancak dengan jumlah sesuai keperluan atau kebutuhan. Jumlah ancak bisa satu atau lebih. Ancak dalam ritual ini sering disebut ancak bebaer, juga dikenal ancak pengampun atau ancak pemori peminta’.Demikian artikel singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

SALINAN DARI CATATAN:

D. DULANANG YONES DAN ARIANTO

BEGINJAN, 02 JANUARI 2011

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Tentang LMA-DT

    Lembaga Masyarakat Adat Dayak Tobag (LMA-DT) dibentuk sebagai wadah perjuangan untuk melestarikan nilai-nilai adat dan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur, serta memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Dayak Tobag. Maksud utama dari keberadaan LMA-DT adalah untuk memperkuat kelembagaan adat, hukum adat, dan tradisi budaya sebagai identitas yang harus dijaga dan dihormati oleh seluruh masyarakat.

    Visi

    Dayak Tobag yang kuat dalam Kelembagaan Adat, kuat dalam Hukum Adat, kuat Adat Budayanya, Mandiri Masyarakat Adatnya, dan harmoni dengan alamnya.

    Misi

     

    1. Memperkuat eksistensi Kelembagaan Adat.
    2. Memperkuat dan menjaga marwah hukum adat.
    3. Membangun sinergi dengan lembaga adat lain dan pihak LSM yang bergerak dalam adat budaya dan alam.
    4. Membangun hubungan yang harmonis yang saling menguatkan dengan dunia usaha.
    5. Menjaga, melestarikan, dan mempromosikan Adat Budaya.
    6. Mengali dan menjaga peninggalan budaya.
    7. Menjaga tanah air, dan menjaga keseimbangan alam dalam wilayah adat.

     

    Kategori Blog

    @2025 Lembaga Musyawarah Adat Dayak Tobag. All rights reserved.