lmadt.org. Pulau Kalimantan dikenal sebagai tanah misterius yang kaya akan budaya, adat, dan legenda leluhur. Salah satu mitos menarik datang dari masyarakat Adat Dayak Tobag, tentang asal-usul manusia pertama penghuni bumi, khususnya di tanah Kalimantan. Cerita ini telah diwariskan secara turun-temurun dan dipercaya sebagai bagian dari sejarah sakral nenek moyang Dayak Tobag.
Era Kelampat: Ketika Dunia Dikuasai Kegelapan
Konon, jauh setelah terciptanya alam raya, bumi memasuki masa yang disebut Kelampat, yaitu masa ketika kegelapan masih menguasai dunia. Saat itu, permukaan bumi bukanlah tempat manusia seperti sekarang, melainkan dikuasai oleh makhluk raksasa menyerupai kadal besar — keturunan Bando — dikenal sebagai Bangsa Kadal Besar.
Makhluk-makhluk ini telah lama berkuasa di bumi, hingga akhirnya datanglah sosok makhluk setengah binatang dan setengah manusia, keturunan Dara Nabo, yang berhasil menumbangkan dominasi Bangsa Kadal.
Saat Dunia Bebas, Lahirlah Penjajahan Baru
Namun, kebebasan itu ternyata hanya sementara. Makhluk setengah binatang yang awalnya menjadi penyelamat, justru perlahan berubah menjadi penguasa yang menindas. Mereka memperbudak binatang-binatang lain yang dulunya hidup damai. Ketertindasan itu membuat bangsa binatang bersatu melawan, tapi hasilnya tetap saja kalah.
Dalam kondisi terdesak, bangsa binatang pun memanjatkan doa kepada Jebata (Tuhan) untuk memohon pertolongan. Doa itu pun dikabulkan.
Jebata Menyuruh Sengiang Tunggal Menciptakan Manusia
Mendengar permohonan itu, Jebata ingin menciptakan makhluk baru di Lino Injam (dunia fana/bumi) sebagai penyeimbang kehidupan antara makhluk-makhluk yang ada.
Maka, dipanggillah Sengiang Tunggal untuk menjalankan tugas suci: mengambil segenggam tanah dari puncak sebuah bukit sakral — Bukit Raya — dan membentuk sosok makhluk menyerupai dirinya sendiri di tempat yang aman.
Dalam proses penciptaan ini, Sengiang Tunggal dibantu oleh Pe’ Lae’ dan Benat — makhluk keturunan kadal raksasa yang kini telah tunduk pada kehendak Jebata.
Lenggana: Manusia Pertama di Kalimantan
Dari tanah sakral itu, lahirlah sosok manusia pertama yang disebut Mambang. Karena ia seorang diri, ia dikenal sebagai Mambang Tunggal, lalu diberi nama Lenggana. Ia hidup sendirian di bukit itu, ditemani oleh hewan-hewan seperti beruk, kijang, dan burung pipit, yang menjadi sahabat sekaligus guru kehidupannya.
Raya Rambia: Wanita Pertama Pendamping Lenggana
Melihat Lenggana sendiri, Jebata kembali memerintahkan Sengiang Tunggal untuk menciptakan seorang wanita. Maka lahirlah Dayang Raya Rambia di sekitar bukit tersebut, untuk menjadi pendamping Lenggana.
Melalui bimbingan Pe’ Antara (Sengiang Perantara), keduanya kemudian dipersatukan dalam upacara adat sakral sebagai suami-istri. Dari pernikahan inilah kelak lahir keturunan-keturunan manusia Dayak yang menyebar di seluruh Kalimantan.
Penutup: Sebuah Warisan Cerita Leluhur
Bagi masyarakat Dayak Tobag, kisah ini bukan sekadar dongeng, tetapi bagian dari identitas, keyakinan, dan cara pandang mereka terhadap asal-usul kehidupan. Legenda ini mengajarkan nilai keseimbangan, penghormatan terhadap alam, dan pentingnya hidup berdampingan antar sesama makhluk ciptaan.
Itulah sekelumit kisah awal mula manusia penghuni Pulau Kalimantan menurut mitos Dayak Tobag — sebuah cerita penuh makna dari jantung Borneo yang patut terus dilestarikan.